• Kam. Sep 19th, 2024

Naskah Rakyat

Terdepan dan Terpercaya

Sosialisasi Pembuatan Bioetanol Dari Tebu di Desa Lubuk Rumbai Kecamatan Rupit Kabupaten Musi Rawas Utara

ByNaskah Rakyat

Nov 6, 2023

Lubuk Linggau, (Naskah Rakyat) – Dosen Program Studi (Prodi) Pendidikan Fisika, Endang Lovisia dan Yaspin Yolanda melaksanakan Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM). Mereka mensosialisasikan dan pelatihan pembuatan Bioetanol dari Tebu di Desa Lubuk Rumbai Kecmatan Rupit Kabupaten Musi Rawas Utara. (6/11/2023).

Perlu diketahui, PKM adalah kegiatan untuk membantu masyarakat dalam beberapa aktivitas tanpa mengharapkan imbalan dalam bentuk apapun. Secara umum program ini dilaksanakan berbagai universitas atau institut yang ada di Indonesia untuk memberikan kontribusi nyata bagi bangsa Indonesia. Khususnya dalam mengembangkan kesejahteraan dan kemajuan bangsa Indonesia.

PKM menjadi salah satu bagian dari Tri Dharma Perguruan Tinggi. Oleh karena itu, dosen prodi fisika yaitu Endang Lovisia dan Yaspin Yolanda beserta  beberapa mahasiswa semester 4. PKM mereka adakan pekan keempat Bulan Agustus 2023 dimana mereka mensosialisasikan pembuatan Bioetanol dari Tebu di Desa Lubuk Rumbai Kecamatan Rupit Kabupaten Musi Rawas Utara.

Menurut Endang Lovisia, saat ini harga BBM terus merangkak naik, dan BBM yang kita pakai saat ini sumbernya dari fosil, yaitu energi tak terbarukan. Maka solusi yang ditawarkan adalah energi alternatif yang berasal dari bahan alami yaitu bioetanol yang mana bahan dasarnya berasal dari tebu yaitu tetes tebu (molasses).

“Kegiatan PKM ini mengajarkan cara mengolah tebu menjadi bioetanol, yang dimulai dari tahap sosialisasi, kemudian dilanjutkan dengan pelatihan pembuatan biodiesel. Untuk mendapatkan bahan dan alat dalam hal pembuatan bioetanol ini, relatif mudah dan murah. Seperti tebu, urea, NPK, ragi, kompor, panci, fermentor, beberapa botol plastik dan alat destilasi,” kata Endang.

Adapun prosedur kerja yang digunakan TIM pembuatan bioetanol berbahan tebu :
Penggilingan, penggilingan tebu dilakukan agar air/saripati dari tebu dapat keluar dalam berupa air. Kadar gula dalam tetes tebu terlalu tinggi untuk proses fermentasi, oleh karena itu perlu diencerkan terlebih dahulu. Kadar gula yang diinginkan kurang lebih adalah 14 %. Aduk hingga tercampur merata, masukkan ke dalam fermentor.

Penambahan Urea dan NPK. Urea dan NPK berfungsi sebagai nutrisi ragi. Gerus urea dan NPK ini sampai halus, kemudian ditambahkan ke dalam larutan molasses dan diaduk. Adapun kebutuhan Urea sebanyak 0,5% dari kadar gula dalam larutan fermentasi. NPK sebanyak 0,1% dari kadar gula dalam larutan fermentasi.

Penambahan ragi bahan aktif ragi roti adalah Khamir Saccharomyces cereviseae. Kebutuhan ragi roti adalah sebanyak 0,2% dari kadar gula dalam larutan molasses. Ragi roti diberi air hangat-hangat kuku secukupnya. Kemudian diaduk-aduk perlahan hingga tempak sedikit berbusa. Setelah itu baru dimasukkan ke dalam fermentor. Fermentor ditutup rapat.

Fermentasi. Proses fermentasi akan berjalan beberapa jam setelah semua bahan dimasukkan ke dalam fermentor. Selama proses fermentasi ini usahakan agar suhu tidak melebihi 36oC dan pH nya dipertahankan 4,5 – 5. Proses fermentasi berjalan kurang lebih selama 66 jam atau kira-kira 2,5 hari. Fermentasi selesai/berakhir jika tidak ada gelembung-gelembung air yang dihasilkan pada tahap proses fermentasi.

Destilasi. Untuk memisahkan antara kandungan etanol dan air, lakukan destilasi atau penyulingan. Panaskan campuran air dan etanol pada temperatur 78oC atau setara titik didih etanol.

Dehidrasi. Setelah proses destilasi, lakukan dehidrasi atau penghilangan air yang dimana menghilangkan air dengan penambahan kapur tohor (CaO) dan diamkan 1-2 hari setelah itu destilasi lagi. Sehingga kita mendapatkan bioetanol murni yang bisa kita gunakan sebagai salah satu bahan bakar lampu teplok dan bahan bakar mesin diesel lainnya seperti bahan bakar mesin rumput.

Program ini kami sosialisasikan karena masyarakat di sana sangat bergantung pada jenis BBM padahal harga BBM saat ini terus naik, sedangkan energi alternatif BBM yang berasal dari bahan alam belum mereka ketahui. Saat kami observasi mayoritas warga di sana memiliki mata pencarian sebagai petani, bertumpu pada sektor perkebunan dan pertanian.

Di sana kami melihat bahwa banyak tanaman tebu, yang mana bila mereka olah sendiri bisa menghasilkan hasil yang maksimal. Kurangnya pengetahuan masyarakat tentang pengolahan tebu menjadi bioetanol maka akan sedikit mengatasi permasalahan warga tentang mahalnya harga BBM saat ini. Potensi pembuatan bioetanol juga bisa menjadi usaha rumahan warga. Karena selain untuk kebutuhan sendiri bisa juga dipasarkan.

Oleh : Endang Lovisia, Yaspin Yolanda.
Dosen Program Studi Pendidikan Fisika, Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas PGRI Silampari (UNPARI).

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *