• Jum. Sep 20th, 2024

Naskah Rakyat

Terdepan dan Terpercaya

Kesaktian Pancasila : Lawan Liberalisme Blok Barat, Lawan Komunisme Blok Timur dan Lawan Fanatisme Golongan

ByNaskah Rakyat

Nov 4, 2022

Muratara, (NaskahRakyat) – Sabtu, 17 September 2022, H. Fauzi Amro mengingatkan akan kesaktian Pancasila di acara Sosialisasi 4 Pilar, MPR RI. Acara yang diadakan 5 kali setahun untuk menanamkan dan memperkokoh Ideologi bangsa, yakni pancasila dan ketiga pilar lainnya, NKRI, UUD RI 1945 dan Bhinneka Tunggal Ika.

“Pancasila itu sakti! Dia sudah bertahan menghadapi berbagai ancaman sejak kelahirannya. Dulu ada DI/TII, PRRI/Permesta dan G30S/PKI, terakhir dia bertahan dan dimurnikan kembali pasca Reformasi,” tegas H. Fauzi H Amro di awal paparannya.

Kenapa Pancasila bisa sakti tanyanya, karena dia berasal dari adat istiadat, kebudayaan, pemikiran-pemikiran yang hidup ratusan tahun di masyarakat Indonesia. Dulu namanya bukan Pancasila, tapi sudah ratus ribuan tahun Bangsa Indonesia memiliki agama dan kepercayaan. Sudah lama masyarakat kita mengenal hukum dan menghormati kemanusiaan. Sudah lama kita mengenal konsep musyawarah dan gotong royong, jelas Fauzi.

Orang Islam yang taat, umat Nasrani yang taat, umat Hindu dan Budha yang taat, mereka secara tidak langsung juga adalah seorang pancasilais sejati, amalan pancasila dengan amalan-amalan seseorang yang taat pada ajaran agamanya.

H. Fauzi H Amro, saat menjelaskan makna pancasila.

“Sila 1 seperti keimanan dan kepercayaan kita kepada Allah, Tuhan YME, Sila 2 seperti urusan hablum minannas atau penghormatan atas prinsip HAM, berbaik hati, tolong menolong terhadap sesama, tanpa membedakan suku, agama dan ataupun ras. Agama manapun tidak mengajarkan diskriminasi terhadap SARA,” tekan tegas Fauzi.

H. Fauzi H Amro, mencari-cari persamaan amalan pancasila dan amalan orang yang beragama. Fokus mencari persamaan ditengah-tengah tingginya polaritas di Indonesia sejak pemilu 2014 dan pilkada 2016.

“Sila 3 menyangkut ketaatan kita pada Ulil Amri, bersatu, tidak berpecah belah dan tidak memberontak. Mengkritik boleh, tetapi tidak boleh menghina pimpinan negara. Sila 4 mendudukan segala urusan dengan musyawarah mufakat termasuk istilah modern-nya pemilu. Sila 5 mengajarkan untuk bergotong royong, memeliha kaum papa, kaum fakir miskin, yatim piatu, adil dan baik terhadap bawahan/pekerja, jangan telatin gajinya, jangan lupa kasih bonusnya, saling memberi subsidi,” sampainya

Sehingga ketuhanan, kemanusiaan, persatuan, musyawarah dan keadilan sosial, intisari dari pancasila yang lima itu seharusnya familiar dengan orang Indonesia, apalagi orang melayu, wong kito (orang kita) yang terkenal dekat dengan agamanyo (agamanya),” tutup H. Fauzi H Amro, anggota DPR/MPR RI Periode 2019-2024 di acara Sosialisasi 4 Pilar. (Padri)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *