• Jum. Nov 22nd, 2024

Naskah Rakyat

Terdepan dan Terpercaya

Pancasila dan UUD 1945 Tidak Menegasikan Ajaran Agama-Agama di Indonesia

ByNaskah Rakyat

Des 31, 2022

Lubuklinggau, (NaskahRakyat) – H. Fauzi Amro mengingatkan akan ideologi Pancasila di acara Sosialisasi 4 Pilar, MPR RI. Acara yang diadakan 5 kali setahun untuk menanamkan dan memperkokoh Ideologi Bangsa, yakni Pancasila dan ketiga pilar lainnya, yakni NKRI, UUD RI 1945 dan Bhinneka Tunggal Ika, Rabu (28/12/2022). Pancasila dan UUD 1945 adalah Ijtihad para ulama dan pendiri bangsa menjelang kemerdekaan 17 Agustus 1945. Usaha ijtihad yang sama seperti ijtihad-ijtihad sahabat nabi dan ulama-ulama terdahulu dalam memilih pemimpin dan mengatur ketatanegaraan.”

“Kenapa Pancasila menjadi ijtihad yang pas untuk di Indonesia? Karena dia berasal dari adat istiadat, kebudayaan, pemikiran-pemikiran yang hidup ratusan tahun di masyarakat Indonesia. Dulu namanya bukan Pancasila, tapi sudah ratus ribuan tahun Bangsa Indonesia memiliki agama dan kepercayaan. Sudah lama masyarakat kita mengenal hukum dan menghormati kemanusiaan. Sudah lama kita mengenal konsep musyawarah dan gotong royong,” tegas Bang Fauzi.

“Orang Islam yang taat, umat Nasrani yang taat, umat Hindu dan Budha yang taat, mereka secara tidak langsung juga adalah seorang Pancasilais sejati,”seru bang Fauzi. Bang Fauzi mengkait-kaitkan amalan Pancasila dengan amalan-amalan seseorang yang taat pada ajaran agamanya. “Sila 1 seperti keimanan dan kepercayaan kita kepada Allah, Tuhan YME. Sila 2 seperti urusan Hablum Minannas atau penghormatan atas prinsip HAM, yakni berbaik hati, tolong menolong terhadap sesama, tanpa membedakan suku, agama dan ataupun ras. Agama manapun tidak mengajarkan diskriminasi terhadap SARA,” tekan Bang Fauzi.

Bang Fauzi mencari-cari persamaan amalan Pancasila dan amalan orang yang beragama. Fokus mencari persamaan ditengah-tengah tingginya polaritas di Indonesia sejak Pemilu 2014 dan Pilkada 2016. “Sila 3 menyangkut ketaatan kita pada Ulil Amri, Bersatu, tidak berpecah belah dan tidak memberontak. Mengkritik boleh, tetapi tidak boleh menghina pimpinan negara. Sila 4 mendudukan segala urusan dengan musyawarah mufakat termasuk istilah modern-nya pemilu. Sila 5 mengajarkan untuk bergotong royong, memeliha kaum papa, kaum fakir miskin, yatim piatu, adil dan baik terhadap bawahan/pekerja, jangan telatin gajinya, jangan lupa kasih bonusnya, saling memberi subsidi,” lanjut Bang Fauzi.

“Sehingga Ketuhanan, Kemanusiaan, Persatuan, Musyawarah dan Keadilan Sosial, intisari dari Pancasila yang lima itu seharusnya familiar dengan orang Indonesia, apalagi orang melayu, wong kito yang terkenal dekat dengan agamanyo.” Tutup Fauzi H. Amro, Anggota DPR/MPR RI Periode 2019-2024 di acara Sosialisasi 4 Pilar. (Padri)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *